Minggu, 26 Oktober 2014

kami murid SD terpencil

seperti inilah kegiatan kami setiap hari, selalu diantar jemput oleh kelotok (kapal) yang selalu setia setiap hari untuk mengentarkan kami ke tempat kami belajar. hal ini karena tidak memungkinkan bagi kami untuk berangkat melalui jalan darat karena kondisi jalan yang rusak dan apabila musim hujan jalannya penuh dengan lumpur sehingga sulit untuk berjalan. 
walaupun jarak antara rumah kami dengan sekolah jauh, namun kami senang berangkat kesekolah karena kami bisa bertemu sambil bercanda dengan teman-teman di atas kelotok sebelum sampai ke sekolah. walaupun apabila panas kami kepanasan dan apabila turun hujan kami kehujanan namun itu tak menyurutkan kami untuk terus bersekolah sampai kami menjadi anak yang pintar.
sekolah didaerah terpencil mempunyai keistimewaan tersendiri bagi kami, karena kami bagai seorang bos yang selalu diantar jemput oleh sopir walaupun disini hanya sopir kelotok. selain itu kami tidak perlu terlalu sering ganti sepatu karena kami hanya pakai sepatu apabila ketika ulangan atau ujian sekolah. kami tidak perlu setiap hari pakai sepatu karena kami takut sepatu kami akan basah atau malah akan terjatuh ke sungai.
kebersamaan terlihat sangat kental diantara kami yang bersekolah didaerah terpencil baik disaat kami berangkat kesekolah secara bersama-sama maupun ketika akan pulang dari sekolah kamipun saling menunggu satu sama lain agar bisa kembali sama-sama untuk pulang kerumah masing-masing.
jarak antara sekolah kami dengan pelabuhan kelotok sekitar 500 meter, walaupun panas menyengat kepala kami ketika kami pulang sekolah namun tak mengapa karena kami berjalan beriringan bersama teman sambil bercanda sehingga panas terik matahari pun tidak terasa, kami sering berjalan beriringan dengan para guru yang juga pulang naik kelotok sehingga kami semakin akrab dengan para guru yang sudah kami anggap seperti orang tua kami.
kami tidak bisa membayangkan bagaimana para guru yang ketika pulang dengan jarak yang sangat jauh dari tempat mereka mengajar dengan berpanas-panas dan kadang kehujanan namun mereka tetap setia setiap hari datang untuk mengajar kami dan memberikan ilmu yang berguna bagi kami, bagaimana lelahnya mereka yang harus berangkat pagi sekali sembari kedinginan dan ketika pulang mereka kembali harus kepanasan. terima kasih wahai bapak ibu guru kami yang telah sukarela mengajar kami hingga kami menjadi anak yang pintar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar