hal hal yang harus
dirubah oleh para guru adalah sebagi berikut:
1. Artificial
context harus dirubah menjadi real
world context
Diwaktu lalu semua
guru mengajarkan teori di dalam kelas. Siswa pun diminta membaca buku untuk
memahami teori. Andai saja ada guru yang berikiran maju dan meminta siswanya
mendiskusikan sebuah pemecahan kasus, maka kasus itu juga dimbil dari textbook
atau kasus itu dikarang oleh gurunya, sehingga belum juga kasus dipikirkan sang
guru sudah memegang keputusan penanganan kasus yang dia yakini sebagi yang
benar dan terbaik. Alih alih siswa berlatih berfikir malah mereka terperangkap
dan tergiring untuk menerima gagasan gurunya sebagai gagasan terbaik.
Untuk sekarang guru
harus punya paradigma yang berbeda. Guru harus mampu menghadirkan situasi asli
diluar kelas untuk dipelajari, diamati dan di carikan pemecahannya di dalam
kelas. Siswa perlu memasuki situasi riil agar mampu membuat keputusan
berdasarkan situasi dan kondisi yng berjalan bukan pada situasi rekaan. Sedang
untuk belajar bahasa asingpun siswa akan cepat belajar kalau dihadapkan pada
native speakernya dari pada di suruh pura pura dalam situasi tertentu dan
mereka harus bicara dengan teman sendiri.
2. Factual harus dirubah menjadi critical
thinking
Seperti yang saya
jelaskan diatas, guru selama ini selalu menjejelkan teori teori pada siswa
siswinya. Untuk menunjukan kebenaran teori yang berpuluh tahun dia sampaikan
dai satu generasi siswa ke generasi siswaa yang lain, guru yang lebih kreatif
akan mencoba membuktikan dengan bukti bukti yang dia bisa comot dari artikel di
media masa, kejadian sehari hari, atau berita baik di koran, majlah, radio
ataupun TV. Boleh dikata semua yang disampaiakn dibuat sefaktual mungkin.
Cukupkah? Ya
cukup, tapi dulu. Sekarang informasi faktual sudah tidak cukup. Tantangan ke
depan butuh lebih dari sekedar mengetahui informasi faktual. Kita dituntunt
untuk bisa berfikir cepat, bertindak cepat bergerak cepat dan berhasil cepat
karena kehidupan ke depan nampaknya akan bergerak begitu cepat. Oleh karena itu
sekolah sudah selayaknya mengajarkan siswanya bergerak cepat berfikir cepat dan
memetuskan dengan cepat. Itu artinya sekolah wajib bukan saja mengajarkan hal
hal yang faktual, tapi juga mengjarkan siswanya untuk berfikir kritis.
Perekonomian kedepan tidak akan bertumpu pada perekonomian manufacturing lagi.
Sumberdaya alam sudah menipis, ekonomi kreatif menunggu kita. Berfikir kritis
dan cepat adalh senjata yg diperlukan dalam perekonomian kreatif di masa depan.
3. Information
delivery harus dirubah menjadi information
exchange
Sejauh ini kita
harus mengakui bahwa dalam pelaksanaan pendidikan kita terlalu bertumpu pada
kemampuan guru mentransfer pengetahuannya. Guru adalh satu satunya sumber
informasi di dalm kelas oleh karena itu harus didengarkan dan ilmunya haruslah
diserap. Pertanyaan apakah informasi yang diberikan guru pasti benar adalh
haram hukumnya. Semua siswa tidak berhak bertanya dan harus take for granted
secara membabi buta menerima apa yang disampaikan guru adalh benar. Padahal
siapa bisa menjamin kalau apa yang diketahui guru itu pasti benar? Guru adalah
sumber ilmu dan sumber informasi oleh karena itu pengajaran pasti berbentuk
ceramah one way traffic. Hal seperti ini tidak benar bukan? Siswa bisa saja
lebih tahu dan lebih pintar dari gurunya pada masalh tertentu.
Oleh karena
itu pengajaran di sekolah tidak boleh lagi one way traffic. Guru tidak bisa
lagi memposisikan diri sebagai satu satunya sumber belajar. Semua oarang yang
ada di ruang kelas punya hak sebagi penyampai informasi dan pengetahuan. Jadikan
kelas sebagi tempatnya para pelajar bertukar informasi dan pengetahuan. Bisa
dibayakan seberapa banyak informasi dan pengetahuan yang beredar di dalam
kelas, kalau hanya berasal dari satu sumber dan seberapa banyak yang akan kita
dapat kalau semua orang di dalam kelas mengumpulkan informasi dan pengetahuan
yang ada. Pengetahuan akan makin lengkap tajam jelas dan aktual kalau
semua orang memberikan apa yang mereka tahu bukan?
4. Teacher-centered
instructions harus dirubah menjadi students-centered
learning
Terkait
dengan apa yang kita bicarakan di no.3 di atas. Bila menjadikan guru sebagi
satu satunya sumber informasi maka guru akan berlaku sebagi pembicara tunggal.
Dan artinya pusat perhatian siswa seluruhnya harus pada guru. Peran guru sangat
mendominasi proses belajar mengajar dan menjadikan siswanya pasif dan kalau
capai akan ngantuk. Beginilah yang kita sebut sebagi cara belajar guru aktif
atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Mengingat bahwa guru sudah tidak
selayaknya menjadi satu satunya sumber informasi maka pembelajarn yang terpusat
pada guru juga sehharusnya tidak layak lagi. Yang wajib belajar itu siswa bukan
guru, oleh karena itu cara belajar siswa aktif atau pembelajarn yang berppusat
pada siswa adalah keharusan. Guru harus bisa menciptakan susasan dimanan
siswanya yang belajar dan guru Cuma sekedar sebagai motivator, fasilitator dan
memonitor.