Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran kelas atau dalam pembelajaran tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Kemudian Joyce menyatakan bahwa
setiap model pembelajaran mengarah kita untuk mendesain pembelajaran untuk
membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
model dan teknik pembelajaran.
Make a match adalah teknik mengajar dengan mencari
pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar sambil menguasai konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Pembelajaran model
pembelajaran Make a match yaitu pembelajaran yang teknik
mengajarnya dengan mencari pasangan melalui kartu pertanyaan dan jawaban
yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh pasangan siswa tersebut.
Model pembelajaran Make
a Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model
pembelajaran Make a Match adalah pembelajaran menggunakan
kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi soal dan kartu
yang lainnya berisi jawaban dari soal-soal tersebut.
Model pembelajaran Make
a Match atau mencari pasangan seperti difirmankan dalam al-qur’an surat
yasin ayat 36 yang berbunyi:
سُبْحَانَ
الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ
أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ ﴿يس : 36﴾
Maha Suci Tuhan
yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui.(QS. Yasin/36:36).
Dalam ayat ini
dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan sesuatu di dunia ini dengan
berpasang-pasangan, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak
diketahui oleh manusia. Salah satunya adalah mengenai model pembelajaran Make
a Match, dimana model pembelajaran ini menggunakan permainan kartu,
jadi siswa harus mencari pasangan kartu yang dipegang.
Langkah-langkah proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match adalah
sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu
bagian soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu
c. Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal kartu
yang dipegang
d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai
kartu yang cocok dengan kartunya
e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu yang ditentukan diberi poin
f. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar
tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g. Demikian seterusnya
h. Kesimpulan.
Model Make
a Match ini sangat efektif membantu siswa dalam memahami materi melalui permainan
mencari kartu jawaban dan pertanyaan, sehingga dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan.
Setiap model
pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dibandingkan dengan model
pembelajaran yang lainnya. Begitu juga model pembelajaran Make a match,
adapun kelebihan dan kelemahaannya adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru
hanya berperan sebagai pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam
aktifitas pembelajaran.
2) Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang
terdapat dalam kartu yang ditemukannya.
3) Dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
4) Dengan penyelesaian soal (masalah), maka otak
siswa akan bekerja lebih baik, sehingga proses belajarpun akan menjadi lebih
baik.
5) Siswa dapat mengenal siswa lainnya, karena
dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antar kelompok dan interaksi antar
siswa untuk membahas soal dan jawaban yang dihadapi.
b. Kelemahan
1) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan
kegiatan.
2) Guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat
dan bahan pelajaran yang memadahi. Memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga
waktu yang tersedia harus dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak
bermain-main dalam proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar