Pada dasarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap minat belajar ada dua, yaitu faktor
internal dan eksternal. Karena itu pembahasan lebih lanjut akan
didasarkan pada kedua faktor tersebut.
1. Faktor Internal
Manusia itu
merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk
hidup lainnya. Akibat dari unsure kehidupan yang ada pada manusia, manusia
berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan-perubahan dalam
segi fisiologis maupun perubahan-perubahan dalam segi psikologis.
Perubahan-perubahan tersebut dapat dipengaruhi dari dalam dan dari luar diri
manusia itu sendiri.
Faktor dari dalam
yang dapat mempengaruhi minat belajar dapat berupa perkembangan kejiwaan siswa.
Andi Mappiare (1982: 83) mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara
objek minat remaja putera dengan objek remaja puteri. Misalnya dalam
bentuk-bentuk permainan, pekerjaan yang ditekuninya, pengisian waktu luang dan
sebagainya. Dengan demikian, pendapat Andi Mappiare ini memberikan pengertian bahwa
minat belajar dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Dalam hal ini
Slameto (1995: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi
minat belajar, yakni faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
1)
Faktor Jasmani
Faktor kesehatan,
sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat, kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Cacat tubuh, yang
berarti sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh atau badan seperti buta, tuli, patah kaki, patah tangan dan lain-lain.
2)
Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat bakat,
kematangan dan kesiapan.
3)
Faktor Kelelahan
Kelelahan pada
seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
Kelelahan jasmani,
kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi
karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah
tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani, kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang hilang.
Dari uraian
di atas, dapatlah dipahami bahwa keadaan jasmani, rohani dan kelelahan itu
mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu. Begitu pula pada belajar, ketiga
faktor tersebut sangat mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata
pelajaran. Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor
tersebut dalam keadaan baik pula.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal
atau lingkungan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berada di luar diri
anak. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah faktor
lingkunganlah yang paling dominan mempengaruhi minat belajar siswa yaitu
menyangkut tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar dan media
pengajaran. Adapun faktor eksternal itu meliputi:
1)
Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena
tujuan dapat mengarahkan usaha-usaha guru dalam mengajar. Dengan adanya tujuan,
guru akan selalu siap mengajar dan membawa anak pada proses belajar. Tujuan
pengajaran juga merupakan pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Tujuan dapat pula membangkitkan minat belajr siswa sebab dengan adanya tujuan
ini seorang siswa akan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut. Oleh karena itu, sebelum memulai pelajaran, seorang guru hendaknya
memberitahukan tujuan-tujuan atau aspek-aspek yang harus dikuasai oleh siswa
setelah pelajaran itu selesai.
2)
Guru yang Mengajar
Minat siswa
dalam belajar akan dipengaruhi akan mengurangi minat belajar siswa, sebaliknya
guru yang berpenampilan menarik akan membangkitkan siswa dalam belajar.
Interaksi
guru dengan siswapun memegang peranan dalam membangkitkan minat belajar
siswa. Seorang guru yang akrab dengan siswanya akan cenderung disukai oleh
siswa. Sehubungan dengan hal tersebut. Slameto (1995: 66) mengatakan bahwa di
dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai berusaha
mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa
membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya, akibat
pelajarannya tidak maju.
3)
Bahan Pelajaran
Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan untuk belajar, ia tidak
memperoleh kepuasan dari belajar itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa
lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar
(Slameto, 1995: 57).
Bahan pelajaran
sebagaimana yang dikatakan Nana Sudjana (1995: 67) adalah isi yang diberikan siswa
pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Melalui bahan pelajaran ini
siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang
akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pelajaran.
4)
Metode Pengajaran
Dalam penyampaian
materi atau bahan pelajaran kepada siswa, seorang guru hendaknya memilih dan
mempergunakan metode mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta
situasi kondisi kelas. Menggunakan metode mengajar ini sangat mempengaruhi
minat belajar siswa. Seorang guru yang menggunakan metode ceramah misalnya,
secara kontinu di dalam setiap kegiatan belajar mengajar dikelas, akan
menimbulkan kebosanan bagi siswa. Sebaliknya seorang guru menggunakan metode
yang berpariasi serta sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, akan menimbulkan
minat siswa untuk belajar dengan aktif. Tetapi apabila metode yang digunakan
tidak sesuai dengan perkembangan jiwa anak, akan menimbulkan kesukaran bagi
anak untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru serta mengurangi minat
belajarnya. Dengan kata lain penggunaan metode mengajar yang kurang baik
itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang kesiapan dan kurang
menguasai bahan-bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas
atau sikap guru terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa
kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya.
5)
Media Pengajaran
Media pengajaran
yang dipergunakan guru bermanfaat sekali guna memperjelas materi yang akan
disampaikan kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalitas, karena dengan
adanya media pengajaran menarik pehatian siswa sehingga menimbulkan rasa senang
dalam belajar. Sehubungan dengan hal tersebut (Nana Sudjana, 1995: 5)
mengatakan bahwa alat peraga atau media dalam mengajar memegang peranan untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu juga, dengan alat peraga atau
media bahan dapat mudah dipahami oleh siswa.
6)
Lingkungan
Siswa
akan berminat terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau
lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut. Sebagaimana dikatakan
Slameto (1995: 7) bahwa tempat belajar hendaknya tenang, jangan diganggu oleh
perangsang-perangsang dari sekitar, karena untuk belajar diperlukan konsentrasi
pikiran, jangan sampai belajar sambil mendengarkan. Sebaliknya keadaan yang
terlampau menyenangkanpun akan dapat merugikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar