Gunakan dramatisasi. Ajaklah peserta didik berpura-pura berada di sebuah
bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan
sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga
katak melompat dalam kolam dsb.
Menggunakan anggota tubuh peserta didik. Menyarankan agar
peserta didik menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika
diminta untuk menampilkan “tiga tangan,†mereka akan menanggapi dengan
protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka
memiliki( “membuktikanâ€) ini. Kemudian mengajak peserta didik untuk
menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa
usia Kamu?†Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru.
Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan
lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).
Menggunakan permainan. Melibatkan peserta
didik bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam
berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan,
membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di
toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda
kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
Menggunakan mainan. Mendorong peserta didik untuk menggunakan
“adegan†dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di
jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di
atas tanah.
Menggunakan cerita peserta didik. Bercerita tentang
sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu
diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya.
Gunakan kreativitas alami peserta didik. Menggali ide anak
tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun
ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka
itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka ituâ€. “Wow,
itu 5 angka lebih besar yang kamu tahuâ€.
Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan
anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti
mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan
ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka
untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna
untuk memecahkan masalah.
Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika
dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah peserta didik di pagi hari,
menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada
nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb.
Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan
kamera digital untuk memotret hasil kerja peserta didik, permainan dan
aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan
peserta didik, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan
juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.
Gunakan assessment untuk mengukur penilaian
anak-anak belajar matematika.
Menggunakan observasi, diskusi dengan peserta didik, dan kelompok-kecil untuk
kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat
keputusan tentang apa yang mungkin setiap peserta didik dapat belajar dari
pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan
program secara otomatis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar