Kebanyakan orang Indonesia menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang sulit. Karena itu, tidak mengherankan apabila sering kali nilai matematika
adalah nilai terendah yang dijumpai oleh orang tua dalam raport anaknya.
Tetapi, sesungguhnya menguasai pelajaran matematika bukanlah hal yang teramat
sulit.
Kesulitan
dalam belajar matematika bukan disebabkan oleh sulitnya materi pelajaran,
melainkan karena cara pengajaran yang tidak mudah dimengerti atau tidak sesuai
dengan karakter cara belajar si anak. Dengan menggunakan teknik belajar yang
tepat, maka pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah dan menyenangkan
untuk dipelajari.
Dewasa
ini terdapat banyak lembaga yang mengajarkan matematika dengan cara yang unik
dan menarik yang dapat memperbaiki kemampuan anak-anak dalam belajar
matematika. Lembaga-lembaga ini memiliki teknik yang berbeda-beda untuk membuat
pelajaran matematika lebih mudah untuk dikuasai.
Berikut
ini lima teknik atau metode belajar matematika yang membuat matematika menjadi
mudah untuk dipelajari:
1.
Metode Kumon
Kumon
adalah metode pengajaran yang dikembangkan pertama kali oleh seorang guru
matematika asal Jepang bernama Toru Kumon. Level awal untuk setiap anak tidak
ditentukan berdasarkan tingkatan kelas atau usia, melainkan mulai dari level
yang dapat ia kerjakan sendiri dengan mudah tanpa ada kesalahan.
Dalam
kursus yang biasanya berlangsung seminggu 2 kali ini, anak akan diberi lembar
kerja yang harus dikerjakan setiap hari di rumah. Dengan demikian, orang tua
pun memegang peranan penting untuk mengawasi cara belajar anak di rumah.
Tak perlu
takut anak akan menemukan soal-soal yang tidak dipahami dalam lembar kerja.
Lembar kerjanya sendiri telah didesain sesuai dengan level anak, sehingga ia
dapat memahami sendiri bagaimana menyelesaikan soal-soal tersebut. Selain itu,
lembar kerja juga disusun secara sistematis, cermat, dan small steps (perbedaan
antar topik bahasan tidak terlalu besar) yang dapat membantu membentuk
kemampuan dasar matematika yang baik pada anak, sehingga memungkinkan anak
mengerjakan level yang lebih tinggi tanpa kesulitan yang berarti.
2.
Metode Gasing
Metode
gasing (gampang, asyik, dan menyenangkan) diciptakan oleh Prof. Yohanes Surya,
yang dikenal sebagai seorang pakar yang telah membimbing para siswa terbaik
Indonesia untuk menjuarai Olimpiade matematika dan sains di tingkat dunia.
Lewat
metode ini siapapun juga dapat belajar dan mengerti matematika. Dalam metode
ini para peserta diminta untuk memahami konsep matematika sebelum mengerjakan soal
latihan yang cukup banyak.
Topik
yang dipelajari untuk menguasai pelajaran SD (kelas 1-6) adalah:
Penjumlahan
Perkalian
Pengurangan
Pembagian
Bilangan
negatif
Aplikasi
1
Pecahan
Desimal
Aplikasi
2
Geometri
(termasuk keliling, luas, skala dan sistem koordinat)
Tiap hari
siswa belajar 4 jam (lewat program ekstra kurikuler ataupun lewat program
khusus). Dalam waktu 4-6 bulan siswa akan mampu menguasai bahan kelas 1 sampai
kelas 6.
Yang
membedakan pembelajaran ini dengan pembelajaran matematika yang lain adalah:
Cara
siswa belajar penjumlahan yang hasilnya dibawah 20. Banyak siswa
kesulitan menjumlahkan 8 + 9 = , 6 + 7 =, dsb
Penjumlahan
dengan cara mencongak, baik penjumlahan 2 digit, 3 digit ataupun berapa digit
pun
Cara
menghafal perkalian 1 sampai 10
Perkalian
dengan cara mencongak untuk 2 digit x 1 digit, 2 digit x 2 digit
Pembagian
dan pengurangan dengan cara mencongak
Pemanfaatan
bilangan dengan negatif dalam berbagai aplikasi penjumlahan, perkalian,
pembagian dan pengurangan.
Pecahan
dan desimal dengan cara mencongak.
3.
Metode Jarimatika
Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung
dengan menggunakan jari tangan. Metode ini dikembangkan oleh Septi
Peni Wulandani sekitar tahun 2004. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi
dengan metode jarimatika mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi
Tambah Kurang) sampai dengan ribuan.
Jarimatika adalah sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan
berhitung dasar kepada anak-anak menurut kaidah : Dimulai dengan memahamkan
secara benar terlebih dahulu tentang konsep bilangan, lambang bilangan, dan
operasi hitung dasar, kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari
tangan.Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
Metode ini sangat mudah diterima anak. Mempelajarinya pun sangat
mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan “alat”nya
selalu tersedia bahkan saat ujian karena alatnya adalah jari tangan kita
sendiri. Sebuah cara sederhana dan menyenangkan mengajarkan berhitung dasar
kepada anak-anak menurut kaidah-kaidah berikut :
• Dimulai dengan memahami konsep bilangan, lambang bilangan dan
operasi hitung dasar
• Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
• Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
• Barulah kemudian mengajarkan cara berhitung dengan jari-jari tangan.
• Prosesnya diawali, dilakukan dan diakhiri dengan gembira.
4.
Metode Sempoa (Mental Aritmetika)
Aritmatika Mental diajarkan dengan menggunakan alat hitung kuno yang
disebut sempoa. Sempoa yang digunakan merupakan alat bantu penghitung manual
yang telah diperbarui sesuai dengan kaidah-kaidah Aritmatik sehingga mudah
dicerna dan ditransformasikan ke dalam mental seseorang.
Program Pendidikan Mental Aritmatika Sempoa hanya melibatkan hitungan
Penambahan, ( + ), Pengurangan ( – ), Perkalian ( x ) dan Pembagian ( : ).
Cara ini dapat mengembangkan mental/jiwa anak-anak melalui Aritmatika
Mental. Anak-anak pada awalnya menggunakan alat bantu Sempoa setelah melewati
masa yang khusus nantinya akan dapat menghitung bilangan/angka tanpa alat bantu
apapun.
Tujuan Mental Aritmatika
Tujuan Mental Aritmatika
Merangsang potensi otak sehingga berkembang dan mencapai fungsi yang
maksimal.
Melatih daya imajinasi dan kreativitas.
Melatih daya logika dan sistematika berpikir.
Melatih daya konsentrasi dan daya ingat.
Meningkatkan kecepatan, ketepatan dan ketelitian dalam berpikir.
Memupuk rasa percaya diri dan sikap mental positif.
Membina minat pada pelajaran matematika.
5.
Metode Mathemagics
MATHEMAGICS™ merupakan program pembelajaran matematika, yang dirancang dan
dikembangkan oleh Ariesandi Setyono yang menitikberatkan pada pemahaman anak
akan konsep dasar matematika yang benar. Pembelajaran Mathemagics menggunakan
berbagai macam permainan sehingga menjadi suatu pengalaman yang sangat
menyenangkan bagi anak. Pembelajaran yang dilakukan dengan hati riang gembira
akan meninggalkan kesan mendalam sehingga anak akan lebih mudah memahami
pelajaran yang diberikan.
Dalam proses pembelajarannya, Mathemagicsakan meningkatkan rasa percaya
diri anak, sehingga mereka akan mampu dan berani untuk mengerjakan soal dan
mencoba untuk menyelesaikannya.
Mathemagics mengajarkan metode aljabar, konsep berhitung dasar seperti
penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pangkat, akar, dan pecahan,
dengan memperhatikan aspek psikologis anak. Tujuannya adalah untuk membuat
pembelajaran matematika menjadi lebih mudah untuk semua anak, dengan
mengakomodasi gaya belajar mereka masing-masing. Sebuah perubahan penting, yang
pasti dialami anak yang belajar di Mathemagics, yaitu matematika menjadi lebih
mudah dan menyenangkan. Satu pengalaman belajar yang hampir tidak pernah
dirasakan anak dalam mempelajari matematika saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar