Minat belajar siswa adalah penting dalam
kesuksesan pembelajaran di kelas yang terlihat dari pencapaian nilai akademis.
Ini adalah tantangan terberat bagi guru untuk memunculkan minat belajar
di kelas terlebih dengan berbagai keterbatasan. Minimnya alat peraga dan
fasilitas di kelas, buku referensi, pendanaan, dan faktor psikologis anak
adalah kendala klasik yang dihadapi guru di Indonesia. Kendala ini dapat
diatasi jika guru mengetahui faktor psikologis dan metode pembelajaran yang
tepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
empat faktor psikologis yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
situasi belajar di kelas. Keempat faktor psikologi tersebut adalah
keterlibatan, kemudahan, kejelasan, dan spesifik. Menurut La
Sulo (dalam Rakhmat 1996) keterlibatan diperlukan siswa untuk merasakan
terlibat dalam aktivitasnya di kelas hingga menghadiri karakteristik spesifik
dari materi pelajaran. Keterlibatan ini akan membuat siswa merasa terhubungkan
dengan materi pelajaran dan berakibat kepada meningkatknya perasaan bahagia
mereka karena terhubung dengan faktor objek pelajaran dan faktor
personal. Brunning (dalam Berliner, 1991) berpendapat bahwa kemudahan
dalam metode pembelajaran memiliki peranan penting karena akan meningkatkanself
efficacy dari siswa. Oleh karena itu guru memberikan metode
pembelajaran di kelas sesuai dengan potensi individu. Kejelasan dalam
proses penyampaian akan menimbulkan minat dari siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran di kelas (Andre & Windschilt, 2003 : Linnenbrink &
Pintrich, 2003 dalam Schunk, et al 2008:102). Sedangkan spesifik menurut
La Sulo (dalam Rakhmat, 1996) adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengikuti spesifikasi penyampaian materi pelajaran yang sesuai dengan
spesifikasi diri mereka. Salah satu metode spesifik adalah dengan
memperkenalkan metode multiple intelligence yang sesuai dengan
spesifikasi atau bakat individu siswa.
Metode pembelajaran dengan multiple
intelligence lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional.
Kekurangan metode tradisional antara lain metode dengan visual, verbal, dan
logika matematik dapat membuat situasi menjadi membosankan; metode tersebut
juga tidak melibatkan siswa serta guru untuk menggunakan ide kreatif dalm situasi
pembelajaran. Sedangkan metode multiple intelligence memiliki beberapa
pengayaan sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi dan mencapai informasi
sangat optimal; spesifikasi pada metode multiple intelligence akan
menciptakan situasi pembelajaran yang sangat kreatif dengan reward and
punishment.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar