Jumat, 05 Desember 2014

CARA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS

Minat belajar siswa adalah penting dalam kesuksesan pembelajaran di kelas yang terlihat dari pencapaian nilai akademis.  Ini adalah tantangan terberat bagi guru untuk memunculkan minat belajar di kelas terlebih dengan berbagai keterbatasan.  Minimnya alat peraga dan fasilitas di kelas, buku referensi, pendanaan, dan faktor psikologis anak adalah kendala klasik yang dihadapi guru di Indonesia.  Kendala ini dapat diatasi jika guru mengetahui faktor psikologis dan metode pembelajaran yang tepat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada empat faktor psikologis yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam situasi belajar di kelas.  Keempat faktor psikologi tersebut adalah keterlibatan, kemudahan, kejelasan, dan spesifik.  Menurut La Sulo (dalam Rakhmat 1996) keterlibatan diperlukan siswa untuk merasakan terlibat dalam aktivitasnya di kelas hingga menghadiri karakteristik spesifik dari materi pelajaran.  Keterlibatan ini akan membuat siswa merasa terhubungkan dengan materi pelajaran dan berakibat kepada meningkatknya perasaan bahagia mereka karena terhubung dengan faktor objek pelajaran dan faktor personal.  Brunning (dalam Berliner, 1991) berpendapat bahwa kemudahan dalam metode pembelajaran memiliki peranan penting karena akan meningkatkanself efficacy dari siswa.  Oleh karena itu guru memberikan metode pembelajaran di kelas sesuai dengan potensi individu.  Kejelasan dalam proses penyampaian akan menimbulkan minat dari siswa untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas (Andre & Windschilt, 2003 : Linnenbrink & Pintrich, 2003 dalam Schunk, et al 2008:102).  Sedangkan spesifik menurut La Sulo (dalam Rakhmat, 1996) adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikuti spesifikasi penyampaian materi pelajaran yang sesuai dengan spesifikasi diri mereka.  Salah satu metode spesifik adalah dengan memperkenalkan metode multiple intelligence yang sesuai dengan spesifikasi atau bakat individu siswa.

Metode pembelajaran dengan multiple intelligence lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional.  Kekurangan metode tradisional antara lain metode dengan visual, verbal, dan logika matematik dapat membuat situasi menjadi membosankan; metode tersebut juga tidak melibatkan siswa serta guru untuk menggunakan ide kreatif dalm situasi pembelajaran.  Sedangkan metode multiple intelligence memiliki beberapa pengayaan sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi dan mencapai informasi sangat optimal; spesifikasi pada metode multiple intelligence akan menciptakan situasi pembelajaran yang sangat kreatif dengan reward and punishment.

Kondisi metode pembelajaran multiple intelligence dengan empat faktor psikologis  ini menggambarkan kontrol efektif dari Executive Function.  Executive Function adalah kontrol self regulation yang mempertahankan attention. Penjelasan keterkaitan empat faktor psikologis,  metode pembelajaran multiple intelligence dan Executive Functionadalah kondisi pembelajaran tersebut dapat mengkontrol executive function  seperti self regulation di mana bertindak menciptakan kendali self regulation tiga aspek seperti kognitif, afektif, dan perilaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar