Selasa, 27 Januari 2015

5 Langkah Jitu Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa

1. Hadirkan Citra PositifBagaimana mungkin siswa mampu meningkatkan percaya diri dan berpendapat dengan lantang jika Anda adalah guru yang galak, mudah tersinggung, dan suka meremehkan orang lain? Sebelum Anda memotivasi mereka, persiapkan diri Anda terlebih dahulu.Jadilah guru yang ramah kepada anak didik Anda dan berbaurlah dengan baik di kelas.

2. Jangan Mengoreksi Secara Langsung di Pembicaraan TerbukaKetika seorang siswa yang menjawab pertanyaan, namun dia salah, jangan serta merta mengoreksi kesalahannya. Sebaliknya, berikan dia pujian. Tahukah Anda bahwa seorang siswa yang sudah berani menjawab, itu karena mereka ingin diakui keberadaannya? Mereka ingin dianggap sebagai anak yang cerdas di kelas, mereka ingin dipuji, dan ingin dihargai.So, alangkah kecewanya mereka apabila Anda tidak memujinya. Bahkan secara langsung mengoreksi kesalahan siswa tadi di depan teman-temannya.

3. Tawarkan Pendapat, Bukan Jawaban Benar atau SalahSaat bertanya, buatlah jawaban yang hanya berupa pendapat, bukan jawaban yang pasti benar atau salah. Saat semua itu hanya pendapat, berarti tidak ada beban di pikiran siswa yang menjawabnya. Mereka bisa berbicara dengan lepas. Kalau pendapat mereka bagus, syukurlah. Namun kalau jelek, ya tidak ada masalah bukan?Nothing to lose. 

4. Buat Peraturan Bahwa Siswa Harus SpeakSewaktu saya SMP, guru bahasa Inggris di kelas saya menerapkan peraturan bahwa setiap siswa harus pernah menjawab pertanyaan, bertanya, dan aktif di kelas. Guru saya juga menegur siswa-siswa yang tidak aktif saat pembelajaran berlangsung. Ia lebih menghargai siswa yang berbicara meskipun salah, ketimbang siswa yang hanya diam.Karena hal itu, semua teman saya merasa termotivasi serta terpacu untuk aktif di kelas di setiap pertemuan. Mereka bahkan merasa malu apabila diam saja di kelas. 

5. Sabar dan Tetap Beri Mereka KesempatanMenjadikan siswa sebagai pribadi yang aktif memerlukan waktu. Ketahuilah bahwa mereka telah berada di pembelajaran konvensional selama bertahun-tahun. Di pembelajaran konvensional, siswa hanya mendengarkan sementara guru menjelaskan. Siswa pasif sementara guru aktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar